Apa Itu Gerhana Bulan Penumbra?

image via pixabay.com

GULANGGULING.COM | Informasi – Setelah 9 Maret 2016 lalu Indonesia dilalui gerhana matahari total yang menyedot animo publik, pada 23 Maret 2016 ini kembali terjadi fenomena alam yang juga menarik untuk disaksikan. Fenomena tersebut yaitu gerhana bulan penumbra yang terjadi sore ini menjelang petang sampai dengan pukul 8 malam.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Klas I Juanda mengatakan, gerhana bulan penumbra terjadi saat bulan terbit di ufuk timur dan terjadi pada Rabu, 23 Maret mulai pukul 16.36 WIB, kemudian mencapai puncaknya pukul 18.47 WIB, dan berakhir pukul 20.57 WIB.

Gerhana bulan terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi. Lalu apa yang dimaksud dengan gerhana bulan penumbra? Pada gerhana bulan penumbra bulan tidak akan menghilang di langit malam. Bahkan tidak mudah untuk bisa mengetahui apakah bulan sedang berada dalam kondisi gerhana ataukah hanya bulan purnama biasa. Ini dikarenakan, saat Gerhana Bulan Penumbra, cahaya bulan akan tampak sedikit meredup.

Pada gerhana 23 Maret ini, bulan tidak akan masuk dalam umbra bumi sehingga tidak terjadi gerhana bulan sebagian maupun total. Bulan akan berada dalam kerucut penumbra bumi. Pada kondisi ini, bumi hanya menghalangi sebagian cahaya matahari untuk mencapai permukaan bulan dan menutupi sebagian permukaan bulan tersebut dalam bayangan bumi. Sisa permukaan bulan lainnya akan tetap menerima cahaya matahari secara langsung. Akibatnya bulan akan tetap terlihat cemerlang seperti saat bulan purnama. Meskipun pada kenyataannya, cahaya yang dipantulkan bulan akan mengalami peredupan.

Gerhana bulan penumbra sendiri pada tahun 2016 ini diprediksi akan terjadi lagi setelah terjadi tanggal 23 Maret 2016, yaitu pada tanggal 18 Agustus 2016, lalu 17 September 2016.

Berbeda dengan gerhana matahari yang beresiko apabila dilihat dengan mata telanjang, gerhana bulan relatif aman untuk dinikmati dengan mata telanjang alias tidak memerlukan bantuan alat khusus untuk melihatnya. Nah, silakan menikmati fenomena alam ini dengan catatan, kondisi langit bersih dan cuaca mendukung.

Untuk informasi lebih lengkap bisa dilihat di laman merdeka dotcom dan juga laman national geographic.

LEAVE A REPLY