Rekomendasi Kesehatan untuk Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan

Pregnancy via pixabay.com

GULANGGULING.COM | Kesehatan – Kehamilan bagi pasangan suami istri adalah hal yang membahagiakan. Selama hamil tentu saja asupan makanan harus diperhatikan agar perkembangan janin dan kondisi kesehatan ibu juga optimal.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kesehatan paling tidak 8 kali selama masa kehamilannya. WHO juga merekomendasikan untuk mengonsumsi 30-60 miligram suplemen zat besi dan 0.4 mg asam folat selama kehamilan.

Jika sebelumnya kami sudah membagikan informasi makanan apa saja yang perlu dikonsumsi wanita hamil, maka kali ini kami membagikan informasi mengenai apa yang sebaiknya dilakukan saat hamil dan selanjutnya pasca melahirkan.

Konsumsi susu ibu hamil.

Ibu hamil tidak selalu dianjurkan untuk mengkonsumsi susu ibu hamil. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah karena kita belum tahu reaksi bayi terhadap susu susu sapi. Mengkonsumsi susu sapi pada ibu hamil bisa jadi membuat bayi rentan terhadap kerusakan syaraf seperti autis dan resiko alergi pada saat bayi sudah lahir.

Ibu hamil tidak perlu mengkonsumsi susu ibu hamil dengan catatan asupan gizi sehari-harinya sudah mencukupi dan seimbang.

Porsi makan pada ibu hamil.

Ibu hamil tidak perlu makan 2x lipat. Ibu hamil disarankan makan hanya ¼ lebih banyak dari porsi makan normal sebelum hamil. Hal ini berpengaruh pada penurunan berat badan jika terjadi overweight/obese pasca bersalin. Pada kasus tertentu, ibu hamil dengan Diabetes Mellitus (dimana resiko gravida dengan DM, beresiko bayi besar), selain hanya makan ¼ lebih banyak dari porsi makan normal, dianjurkan juga untuk memperbanyak protein hewani dan nabati, serta buah dan sayuran.

Periode keemasan bayi (golden period).

  • IMD ( Inisiasi menyusu dini) segera setelah lahir minimal selama 1 jam. Pada kasus kebijakan swasta yang harus memisahkan bayi setelah proses persalinan, maka setelah di ruangan, bayi harus diberikan kepada ibu untuk segera dilakukan IMD. Sebaiknya calon ibu dan keluarga mencari informasi mengenai proses menyusui langsung ini.
  • ASI Eksklusif selama 6 bulan sejak lahir.
  • MPASI mulai usia 6 bulan.
  • Melanjutkan ASI sampai 24 bulan atau lebih. Hal ini membantu pertumbuhan sel otak bayi yang cepat berkembang sampai umur 2 tahun, setelah itu akan melambat.

ASI belum keluar setelah persalinan.

Pada dasarnya harus diingat bahwa bayi tahan selama 1 x 72 jam pasca kelahiran tanpa asupan apapun, karena bayi masih memiliki cadangan makanan dari ibunya di dalam tubuhnya. Yang harus dilakukan adalah segera mulai proses menyusui bayi secara langsung walaupun ASI belum keluar.

Mohon diingat juga, lambung bayi baru lahir hanya sebesar kelereng. Maka sangat wajar, asi ibu keluar hanya sedikit. Jangan diberikan sufor atau makanan apapun selain ASI.

ASI yang pertama kali keluar disebut kolostrum. Kolostrum mengandung antiinfeksi dan vitamin. Apalagi kolostrum dilapisi lapisan seperti lilin yg sangat baik untuk melindungi lapisan lambung bayi.

Memperkenalkan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Perkenalkan bayi dengan MPASI ketika usianya 6 bulan. Berikan variasi jenis makanan secara bertahap. Sangat baik apabila ibu membuat sendiri makanan pendamping ASI tersebut atau homemade, untuk menjaga gizi dari makanan.

Pada awal pemberian (6 bulan): cukup diberikan minimal 2 sendok kecil saja. Diberikan makanan lumat. Naikan porsi makan sampai usia bayi 7 bulan, minimal ¼ mangkuk. Ketika bayi usia 9 bulan minimal ½ mangkuk.

Berikan 1 kali porsi dengan 1 jenis makanan berbeda. Pemberian jenis makanan yang bervariasi ini berguna agar bayi mengenal rasa asli makanan. Tunda penggunaan gula dan garam terutama dibawah 1 tahun (bukan berarti tidak boleh, tapi ditunda) agar bayi mengenal rasa asli yang berbeda-beda pada tiap makanan. Hal ini membantu anak menyukai semua jenis makanan. Untuk pemberian rasa bisa dengan menambahkan bawang merah, bawang putih, atau margarin tanpa garam (unsalted butter).

*PENTING: utamakan kesehatan dan keselamatan ibu selama kehamilan dan bayi, kondisi setiap kehamilan dan setiap bayi adalah unik dan berbeda-beda. Sesuaikan perawatan dan asupan makanan dengan kondisi ybs.

Sumber: pilarbanten, tribunnews

LEAVE A REPLY