*dari presentasi Santi E Purnamasari, M. Si dalam acara parenting TK Khalifah 20, 21 November 2015
Manusia abad ini adalah manusia yang bersentuhan dengan teknologi setiap harinya. Dari dewasa hingga anak-anak, menggunakan teknologi. Lalu bagaimanakah pengaruh teknologi, khusunya media, pada kehidupan anak-anak pra-sekolah?
Media yang dimaksudkan dalam pembahasan ini dikhususkan pada media elektronik. Seperti contohnya: televisi, film, internet, media sosial, video games, handphone, dan gadget. Media seperti televisi adalah media yang sudah lama kita kenal, sementara media seperti gadget dan terutama internet adalah media yang termasuk baru bagi masyarakat Indonesia. Hasil survey yang dilakukan YPMA (Yayasan Pengembangan Media Anak) menunjukkan bahwa anak Indonesia (kira-kira usia SD) menonton TV 4,5 jam perhari. Hasil survey menunjukkan usia 2 tahun telah biasa menonton tayangan di media elektronik Rata-rata menonton 1-2 jam sehari. Dimana seharusnya anak-anak hanya diperbolehkan bersentuhan dengan media maksimal 2 jam pada hari sekolah dan maksimal 3 jam pada hari libur. Hal ini menunjukkan betapa anak-anak kita sangat terpapar media dalam kehidupan sehari-harinya.
Anak pra-sekolah adalah anak dalam rentang usia 2 sampai 6 tahun. Anak dalam usia ini termasuk dalam 6 kelompok usia, yaitu: usia kelompok, usia menjelajah, usia bertanya, usia meniru, usia kreatif, dan usia bermain. Anak-anak dalam rentang usia ini adalah anak yang senang bermain bersama dalam kelompok. Perilakunya biasanya ditentukan oleh lingkungan, mereka adalah peniru, apapun yang dilihat biasanya akan terekam untuk kemudian ditirukan. Dengan adanya media, anak-anak pra-sekolah sekarang ini jauh dari deskripsi tersebut, karena banyak anak yang lebih suka berteman dengan gadgetnya, daripada bermain di luar bersama kelompok bermainnya.
Media seperti televisi dan gadget memang menarik dan sudah menjadi bagian hidup manusia sehari-hari. Pasti kita sehari-hari menonton televisi, atau mungkin terkadang kita orang tua juga menginzinkan anak menonton televisi selagi kita sibuk, atau butuh konsentrasi. Media seperti televisi atau gadget ini mempunyai efek positif dan negatif untuk anak. Efek positifnya antara lain: menstimulasi imajinasi, membantu daya berpikir strategi, memperbaiki kemampuan mendengar, mempelajari suara dan bicara, sarana refreshing, menambah pengetahuan dan skill, meningkatkan kemampuan belajar anak, dan meningkatkan koordinasi tangan dan mata. Namun ada pula efek negatifnya, yaitu: secara fisik anak akan lebih mudah terkena obesitas karena kurang aktif bergerak, mempengaruhi pertumbuhan otak, merusak mata dan mata lelah, tulisan buruk, dan malas membaca.
Lebih jauh lagi, media juga mempunya efek negatif terhadap sisi sosial dan psikologis anak. Secara sosial anak akan berkurang dalam komunikasi secara verbal, bersikap egosentris dan individualis, tidak peduli dengan lingkungan sekitar, tidak paham dengan etika bersosialisasi, kurang peka dengan perasaan orang lain, kurang mampu mengekspresikan diri dan perasaan, tidak belajar untuk berbagi, dan menunjukkan sikap agresi. Sedangkan secara psikologis, anak akan kecanduan, kreativitas menurun, konsumtif, malas belajar, media juga bisa mengurangi rentang konsentrasi, merenggangkan kehangatan dalam keluarga, dan tidak dapat membedakan kenyataan dan imanjinasi. Hal ini bisa terjadi, karena anak-anak usia pra-sekolah ini belum berkembang sempurna, baik fisik maupun pikirannya.
Lalu sebaiknya bagaimana? Sebagai orang tua apa yang bisa kita lakukan? Sebaiknya jangan kenalkan anak dengan gadget atau media, paling tidak untuk anak usia yang dini (bawah usia 2 tahun). Untuk usia diatas usia tersebut, oran tua bisa melakukan pendampingan, dan juga menerapkan batasan. Usia 4-5 tahun maksimal 30 menit, usia 6-7 tahun maksimal 1 jam, tentu saja dengan pendampingan orang tua. Sangat aman jika gadget diberikan mulai usia 11-13 tahun, karena pada usia ini anak sudah mampu untuk berpikir analitis, sudah mempunyai rasa tanggung jawab, dan bisa diberikan kepercayaan.
Berikut adalah beberapa tindakan pencegahan yang bisa diterapkan oleh orang tua terkait pengaruh media:
- Batasi waktu 1-2 jam untuk menatap layar kaca.
- Jangan taruh tv di kamar tidur Anak.
- Tidak berinteraksi dengan media eletronik di bawah usia 2 tahun.
- Awasi program yang ditonton anak.
- Dampingi anak dan jelaskan isi tayangan yang ditonton anak, khususnya tayangan yang bersifat kontroversial.
- Rekam acara favorit untuk menghindari pengaruh iklan.
- Dukung pemberian program edukasi media di sekolah.
- Rancang kegiatan lain pengganti aktivitas menonton.
Dengan usia anak yang masih terbilang dini, juga merupakan keuntungan, karena orang tua masih bisa memegang kendali yang besar terhadap masalah ini. Dari semua hal yang sudah dijabarkan, kunci penting adalah kerjasama dan konsistensi. Kerjasama antara orang tua dan anak dan pendampingan disaat anak berinteraksi dengan media. Konsistensi juga harus ditunjukkan oleh orang tua, perlu adanya sebuah aturan yang harus dijalankan bukan hanya oleh anak, tapi juga orang tua.
Note: Santi E Purnamasari, M. Si adalah dosen di Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana, Yogyakarta