GULANGGULING.com | Sepakbola – Musim ini perubahan Manchester United cukup meningkat. Setelah masih cukup kokoh berada dipapan atas, United musim ini menunjukan performa yang jauh lebih baik daripada musim sebelumnya. Berdasarkan data, capaian poin Manchester United hingga pekan ke-14 ini jauh lebih baik dibanding musim sebelumnya. Jika pada musim 2014/2015 United baru mampu mengkoleksi 22 poin, pada musim ini 2015/2016 mereka sudah mampu mengkoleksi 28 poin. Capaian posisi jelas berbeda, pada musim sebelumnya United berada pada posisi empat, sementara pada musim ini mereka berada pada posisi ketiga.
Kurang Agresifitas Gol
Dengan capaian-capaian diatas penampilan Manchester United pada musim ini tetap tidak lepas dari kritik para pendukungnya. Gaya bermain United dibawah asuhan Louis van Gaal ini sangat berbeda dengan United kala bersama Fergie. United musim ini cenderung lebih banyak melakukan oper bola tanpa diimbangi dengan agresifitas membuat gol. Ini diyakini menjadi salah satu alasan banyaknya teriakan para pendukung yang meminta United tampil lebih menyerang. Hal ini juga sempat jadi fokus kritikan dari mantan pemain Manchester United Paul Scholes beberapa waktu lalu.
Dalam setiap permainannya, penampilan Manchester United saat ini terlihat sangat kurang tajam pada lini serang. Mereka tampak minim dalam membuat peluang dan gol. Wayne Rooney yang diharapkan menjadi tumpuan membuat gol justru seperti kehilangan sentuhan didepan gawang, bahkan Rooney acap kali lebih cocok bermain sebagai second man atau pemain tengah.
Secara statistik, hingga pekan ke-14 United telah mampu memasukan 20 gol, dimana angka tersebut merupakan angka terkecil diantara saingan mereka dipapan atas. Jika dibandingkan dengan musim sebelumnya, angka ini justru dua poin lebih kecil dibanding musim sebelumnya yang mampu membuat 24 gol. Hal ini cukup menggambarkan bahwa United memang bermasalah dilini serang mereka.
Tim Bertahan paling baik
Terlepas dari masalah lini depan, MU justru menjadi tim dengan jumlah kebobolan terkecil diantara semua klub di Liga Inggris. Mereka hanya kebobolan 10 gol hingga pekan ke-14 ini. Jumlah yang boleh dibilang sangat kecil jika dibandingkan jumlah kebobolan pemimpin klasemen sementara Manchester City dengan 14 gol atau Leicester City dengan 21 gol. Jika dibandingkan lagi dengan musim sebelumnya, capaian kemasukan 10 gol ini menjadi hal yang lebih baik, karena pada musim sebelumnya Manchester United justru kemasukan bola lebih banyak, yakni 16 gol.
Berkaca dari data diatas, Manchester United punya pekerjaan rumah untuk memperbaiki lini depan sesegera mungkin. Manchester United diyakini tak akan mampu bertahan dipapan atas jika hanya dengan modal bermain baik dalam bertahan saja, mereka juga harus membuat gol-gol kemenangan. Hal ini cukup mengingatkan kita pada prinsip yang cukup lekat dengan Mourinho ketika sukses bersama Inter Milan dan Chelsea. Mereka bermain bertahan sekuat mungkin, namun secara efektif membuat gol. Sepakbola bukan hanya soal bertahan kuat, tapi soal membuat gol lebih banyak daripada musuhmu.
Baca Juga tentang sesuatu yang Kadang Tidak Kita Mengerti dalam Sepakbola
Pemain Muda Butuh Kepercayaan Lebih
Menurut analisa, Louis van Gaal mengalami beberapa permasalahan dalam pemilihan pemain mereka dilini depan. Beberapa pemain justru dinilai kurang tajam, sepertihalnya Rooney yang justru melempem didepan gawang. Memphis Depay yang diharapkan menjadi tombak andalan malah justru belum pada performa terbaik semenjak kedatangannya dari PSV. Sisa pilihan jatuh pada pemain muda seperti Jesse Lingard, Andreas Pereira atau Anthony Martial. Namun yang sering dipertanyakan dari para pemain muda ini adalah konsistensi mereka yang belum cukup teruji. Jika Louis van Gaal lebih berani memberi kesempatan dan kepercayaan kepada mereka, maka bukan tidak mungkin mereka akan jadi andalan dilini depan United kelak.
Permasalahan pada lini depan.
Manchester United sebenarnya cukup banyak memiliki pemain tengah yang kreatif. Juan Mata, Ander Harrera, Carrick, Schweinsteiger dan Scheneiderline adalah nama-nama pemain yang dinilai cukup mempuni untuk mengalirkan bola, namun aliran bola ini tidak akan bernilai jika lini depan mereka tidak mampu mengkonversinya menjadi gol.
Jika problem lini depan ini tak segera diselesaikan, maka para penggemar United harus berhati-hati dengan harapannya. Bukan tidak mungkin United akan terseok-seok menjalani sisa Liga Inggris, atau bahkan bukan tidak mungkin juga akan terlempar dari Liga Champions. Laga teranyar Manchester United tidak mampu mengalahkan PSV walaupun tampil didepan pendukungnya sendiri. Dengan hasil tersebut kini United membutuhkan hasil menang di kandang Wolfsburg untuk lolos diliga tersebut. Apakah itu mungkin? Dengan kondisi pemain depan seperti ini, maka United dinilai akan mendapatkan kesulitan, tapi jelas itu bukan berarti tidak mungkin, United masih bisa menyelesaikan problem lini depan atau berharap United mendapatkan keberuntungan dalam laga tersebut.
Manchester United tidak mungkin terus-terusan bergantung pada faktor keberuntungan disetiap kemenangan. Masih ingat gol dramatis saat melawan Watford ? Percayakah jika gol diakhir-akhir babak kedua tersebut berkat open play? atau hanya faktor beruntung saja? Kalau menurut saya sih itu hanya sebuah keberuntungan terhadap respon yang baik diakhir babak. Lalu sampai kapan United akan bergantung pada keberuntungan?
Jika Louis van Gaal tak segera mendapatkan solusi untuk masalah lini depan, maka kalian para fans wajib berdoa lebih agar Manchester United diberi keberuntungan disetiap permainan.
#GGMU