Awal carita ketika saya membaca sebuah thread di forum yang konon katanya paling besar dinegara ini, sebut saja kuskas. Di thread tersebut dibahas mengenai sebuah profesi, kita sebut saja “programmer”. Menarik disimak karena subject dari thread menggambarkan sebuah profesi dinegeri ini, tapi thread tersebut tidak akan begitu nyaman dilihat bagi seorang yang memang berprofesi tersebut (programmer). Fakta didalam thread tersebut menggambarkan betapa tidak nyaman menjadi seorang programmer. Halaman pertama dipenuhi dengan komentar para agan yang merasa pekerjaan programmer kurang baik. Mulai dari berkomentar kehidupan programmer yang penuh deadline, dikejar kejar client sampai membicarakan masalah pendapatan yang cekak.
Disini saya bukan untuk menyanggah semua kalimat atau komentar yang ada pada thread tersebut. Saya mengakui memang dari beberapa komentar disana ada benarnya, tapi saya mengajak untuk mengerti dan memahami arti dari profesi.
Kenapa Profesi ?
Profesi atau biasa dikenal dengan sebuah bidang kerja. Sebuah bidang kerja itu memerlukan keahlian. Logika sederhananya adalah anda tidak akan jadi guru matematika jika anda tidak mengerti apa itu matematika, ya kan?
profesi /pro·fe·si/ /profési/ n bidang pekerjaan yg dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dsb) tertentu; – KBBI
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris “Profess”, yang dalam bahasa Yunani adalah “Επαγγελια”, yang bermakna: “Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen”. Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. – Wikipedia
Profesi itu adalah pilihan – Ardhitya
Quote diatas memberikan penjelasan dengan jelas bahwa sebuah profesi itu memerlukan keahlian, keterampilan, kejujuran dan satu lagi yang perlu saya tambahkan bahwa profesi itu adalah pilihan. Sama halnya dengan programmer, mereka yang hidup dibidang itu seharusnya bukan karna paksaan, bukan karna dulu ketika kuliah salah jurusan, bukan seperti itu. Mereka memang mampu! mereka mau! dan mereka suka!
Pekerjaan mana yang tidak pusing dan tidak punya deadline?
Walaupun nih anda seorang bos, seorang direktur bukan berarti tak ada kepusingan dan deadline disana, ah itu prek. Mereka tetap punya deadline dan pusing hanya saja tingkat kepusingan dan deadlinenya itu berbeda. Tapi jangan salah, atasan itu punya tanggung jawab yang besar terhadap anak buahnya dan kelangsungan dari perusahaannya. Itu lebih berat dibanding programmer yang tanggungannya hanya code yang salah. Mungkin untuk level kepusingan/ beban untuk setiap profesi itu sebaiknya dibedakan, jadi tidak semua profesi itu dinilai sama atau dibandingkan. Contoh: anda membandingkan profesi programmer dengan konsultan IT, menurut saya ini kurang tepat. kenapa ? Programmer itu profesi sendiri, dia berada diposisi sendiri begitu juga konsultan IT. Setiap profesi itu berdiri sendiri. Ingat! profesi itu adalah pilihan.
Pendapatan itu masalah kemauan dan kemampuan.
Kenapa begitu? fakta yang saya dapati dan bertemu beberapa rekan programmer bahwa mereka banyak juga yang berhasil, bahkan menurut saya pekerjaan mereka menyenangkan. Contoh sederhana: beberapa rekan programmer mereka memilih bekerja sebagai freelancer, mereka bekerja mendunia, bekerja menembus batas negara, mereka mengerjakan project di luar negeri, jam kerja mereka juga bebas sesukanya, pendapatan mereka juga tidak kecil. Ada juga programmer yang memilih untuk menerima pendapatan tak cukup besar, tapi mereka justru punya kelebihan prestasi dibidang lainnya atau kemampuan programmingnya sangat bagus. Meraka itu programmer, itu sebuah profesi! Kenapa mereka bisa? Saya pikir itu karna mereka mampu dan mereka mau melakukannya. Jadi menurutku: pendapatan profesi itu didasari atas kemampuan dan dipengaruhi oleh kemauan. Kalau mau jadi programmer ya harus mau programming atau paling mudah adalah anda harus menyukai programming. Kalau anda tidak suka dengan apa yang anda lakukan maka anda hanya akan jadi Nol besar dan hanya akan berkomentar-komentar. Ingat! bahwa apapun itu profesi merupakan sebuah pilihan! dan rejeki itu sudah ada yang mengaturnya.
“Im programmer, I have no life”
Fakta dunia. Programmer mana yang tak tau kalimat itu. Lalu buat apa pelajaran programming ? apa mereka membuat orang yang tidak punya hidup? bukan itu esensinya! Kata “I have no life” itu gak perlu dimaknai sebenarnya, ini erat kaitannya dengan manajemen waktu dan manajemen proyek anda. Kalau anda merasa no have life ya berarti time manajemen anda yang kurang baik! Atur atur waktu dan bobot pekerjaan, sisakan untuk hidup, berkeluarga, bersosialisasi dengan lingkungan selayaknya manusia sosial. Walaupun dimana mana mengatakan kalau programmer have no life tapi tetap kamu harus bangga punya profesi ini, karna tak semua orang bisa dan mau berada diposisi ini. ingat bahwa profesi ini adalah sebuah pilihan dan bagi orang yang mau dan mampu!
Setiap profesi berhak untuk dibanggakan, apapun itu!
Programmer adalah seniman!
Well, Saya memang berada dilingkungan programming. Saya tidak merasa kalau profesi ini membuat saya menderita, Saya menyenanginya, saya juga gak jago-jago amat atau saya jg gak terlalu mahir juga dibidang ini, tapi saya senang. Bukankah intinya adalah “yang penting happy”. Saya punya banyak teman dilingkungan yang sama, mereka punya kehidupannya masing-masing dengan caranya masing-masing, mereka juga sangat menyenangkan. Kita atau saya memang tidak pernah tau apakah profesi kita akan terus terusan pegang kode sampai tua nanti, yang jelas profesi ini merupakan pilihan kami.
Kita semua punya profesi, dan setiap profesi itu punya konsekuensi, profesi itu punya tuntutan, setiap level profesi itupun berbeda. Begitu juga person yang menjalaninya, mereka punya kemampuan dibidangnya masing masing, mengerti dan memahami apa yang menjadi profesinya. Jadi, mari kita lebih memahami arti dan membanggakan profesi daripada merendahkan profesi.
Belum tentu yang anda jalani sekarang lebih baik dibanding yang orang lain lakukan dan belum tentu yang orang lakukan itu akan baik untuk anda.
Saya yang terus belajar,___________