Apa Itu Sianida?

Death Illustration via pixabay.com

GULANGGULING.COM | Informasi – Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu telah mengumumkan penyebab kematian dari Wayan Mirna Salihin (27 tahun), setelah ia meminum es kopi Vietnam di salah satu café di Grand Indonesia. Diketahui bahwa ada 15 gram sianida dalam kopi yang diminumnya. Apa itu sianinda?

Sangat mudah untuk mengasumsikan bahwa kata “sianida” selalu identik dengan racun yang mematikan. Dalam pandangan kimia, sianida menggambarkan ikatan rangkap tiga antara atom karbon dan nitrogen. Kombinasi karbon-nitrogen ini dapat dikombinasikan dengan logam atau unsur-unsur lain untuk membentuk sejumlah senyawa atau garam, seperti potasium sianida, sodium sianida atau hidrogen sianida. Hal ini juga ditemukan secara alami dalam gula, singkong, buah dan daun tembakau.

Hidrogen sianida merupakan gas yang tidak berwarna, atau dalam temperatur tertentu berwarna biru pucat. Dalam bentuk garam, Sianida atau Natrium Sianida (NaCN) mempunyai wujud sebagai bahan kimia berbentuk kristal kubus atau serbuk, granule, tidak berwarna hingga putih, berbau seperti almond. Jika kering tidak berbau, tetapi jika menyerap air berbau sianida. Bahan kimia ini berakibat fatal bila terhirup atau tertelan. Sianida menyerang semua jaringan sehingga tidak terjadi pertukaran oksigen atau disebut mengalami hipoksia yakni kekurangan oksigen dalam jaringan.

Di dalam tubuh, racun sianida menghambat kerja enzim cytochrome-x-oxidase. Enzim ini berada dalam mitokondria, berfungsi mengikat oksigen untuk memenuhi kebutuhan pernapasan sel-sel tubuh. Jika enzim tersebut tidak bekerja karena dihambat racun sianida, sel-sel tubuh akan mengalami kematian. Terpapar senyawa sianida dalam konsentrasi rendah dengan jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan penurunan selera makan, sakit kepala, kelemahan, mual, pusing dan gejala iritasi pada saluran pernafasan bagian atas.

Merujuk dari situs resmi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Indonesia, paparan sianida dalam jangka pendek dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan selaput lendir. Jika konsentrasinya lebih dari 5 mg/m3, kabut sianida alkali dapat menyebabkan luka dan pendarahan pada hidung. Jika terserap dalam jumlah yang cukup, dapat terjadi efek sistemik, sebagaimana halnya pada paparan tertelan jangka pendek.

Menelan Sianida dalam dosis yang sangat besar dapat mengakibatkan kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, seringkali disertai kejang dan kematian, umumnya dalam jangka waktu 1 – 15 menit.

Sianida banyak digunakan sebagai insektisida dan mitisida, atau untuk fumigasi dan digunakan untuk mengekstraksi emas dan perak di pertambangan. Kemampuannya untuk mengikat logam sering dimanfaatkan oleh para penambang emas tradisional untuk menggantikan merkuri.

Sumber:
http://www.republikpos.com/2016/01/apa-itu-sianida-racun-yang-mematikan.html
http://www.sridianti. com/apa-itu-sianida.html
http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/01/sianida-racun-pembunuh-dalam-15-menit/2

LEAVE A REPLY