Mengingat Kembali Serangan Umum 1 Maret

Image via wikimedia.org

GULANGGULING.COM | Informasi – Hari ini adalah hari Selasa, 1 Maret 2016. Tampak seperti hari biasa dalam hidup manusia yang biasa ya. Tapi ingatkah kita semua, bahwa ada sebuah peristiwa penting yang terjadi pada tangal 1 Maret lebih dari 65 tahun yang lalu. Ada apa sih tanggal 1 Maret?

Tanggal 1 Maret 1949 tepatnya, terjadi peristiwa penting yang terjadi di kota Yogyakarta yang dikenal dengan sebutan Serangan Umum 1 Maret. Serangan umum 1 Maret merupakan serangan yang dilakukan oleh jajaran tinggi militer Divisi III/GM III terhadap Belanda, untuk merebut kembali kota Yogyakarta sekaligus membuktikan bahwa TNI dan Republik Indonesia masih kuat, sehingga diharapkan akan semakin memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang berlangsung di PPB. Tujuan utama serangan tersebut adalah untuk meruntuhkan moral pasukan Belanda serta membuktikan kepada internasional bahwa TNI memiliki kekuatan yang cukup besar untuk melakukan perlawanan.

Tanggal 1 Maret 1949, pagi hari, dimulailah serangan besar-besaran dengan fokus utama adalah ibu kota Indonesia saat itu yaitu Yogyakarta. Selain itu serangan juga dilakukan dibeberapa kota lain seperti Solo, dan Magelang dengan tujuan untuk menghambat bantuan tentara Belanda. Pusat komando saat itu ditempatkan di Desa Muto. Tepat pada pukul 6 pagi, sirine dibunyikan dan serangan dilakukan ke seluruh penjuru kota. Kota Yogyakarta saat itu berhasil diduduki oleh TNI selama 6 jam sampai dengan pukul 12.00, sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Mengapa serangan ini bisa terjadi di Yogyakarta? Ada 3 alasan kuat yang melatarbelakangi pertistiwa ini:

  1. Yogyakarta adalah Ibukota RI, sehingga bila dapat direbut walau hanya untuk beberapa jam, akan berpengaruh besar terhadap perjuangan Indonesia melawan Belanda.
  2. Keberadaan banyak wartawan asing di Hotel Merdeka Yogyakarta, serta masih adanya anggota delegasi UNCI (KTN) serta pengamat militer dari PBB.
  3. Langsung di bawah wilayah Divisi III/GM III sehingga tidak perlu persetujuan Panglima/GM lain dan semua pasukan memahami dan menguasai situasi/daerah operasi.

 

Terjadinya serangan umum ini tentu saja merugikan pihak Indonesia maupun Belanda. Banyak nyawa yang menjadi korban. Namun dampak dari serangan umum di Yogyakarta inilah yang kembali mengobarkan semangat perjuangan untuk kembali merebut dan mendirikan kedaulatan Republik Indonesia.

Serangan Umum 1 Maret mampu menguatkan posisi tawar dari Republik Indonesia, mempermalukan Belanda yang telah mengklaim bahwa RI sudah lemah. Tak lama setelah Serangan Umum 1 Maret terjadi Serangan Umum Surakarta yang menjadi salah satu keberhasilan pejuang RI yang paling gemilang karena membuktikan kepada Belanda, bahwa gerilya bukan saja mampu melakukan penyergapan atau sabotase, tetapi juga mampu melakukan serangan secara frontal ke tengah kota Solo yang dipertahankan dengan pasukan kavelerie, persenjataan berat – artileri, pasukan infantri dan komando yang tangguh. Serangan umum Solo inilah yang kemudian menyegel nasib Hindia Belanda untuk selamanya.

Peristiwa ini pula yang kemudian melatarbelakangi dibangunnya Monumen Serangan Umum 1 Maret yang berada di kawasan Titik Nol Yogyakarta. Peristiwa serangan umum 1 Maret ini sendiri memiliki banyak versi cerita, yang kemudian baru terbuka setelah adanya reformasi. Namun kita sebagai penerus bangsa Indonesia di masa sekarang tetap harus mengapresiasi dan melanjutkan semangat juang dari para pendahulu kita. Bukan lagi dengan bambu runcing dan senjata kita berjuang, tapi dengan intelektualitas dan pendidikan generasi muda yang membuat Indonseia bersinar di mata dunia. Merdeka!

Sumber:
Wikipedia, Jago Sejarah, dan Sejarah Nusantara

LEAVE A REPLY