GGDC Kuliner: Mangut Lele Mbah Marto

Gulangguling jalan-jalan makan-makan! Yogyakarta terkenal sebagai surganya wisata. Wisata jalan-jalan, dan juga wisata kuliner. Belakangan di Jogja sedang trend kuliner blusukan. Jadi bukan pejabat aja yang blusukan, tapi tempat kuliner juga nyarinya sambil blusukan. Semakin mblusuk semakin dicari. Asyik to!

Wisata kuliner blusukan yang akan gulangguling bahas adalah mangut lele mbah Marto. Tidak seperti mangut lele yang biasanya menggunakan lele goreng, mangut lele ini menggunakan lele asap. Jadi ikan lele ditusuk menggunakan batang kelapa dan kemudian diasap. Menghasilkan rasa mangut lele yang berbeda.

Yang membuat warung mangut lele ini legendaris, karena pengunjung bukan akan disuguhi dan makan begitu saja. Namun pengunjung dipersilakan untuk masuk ke dapur dan mengambil sendiri menu makanan yang akan dimakan. Warung mangut lele ini juga merupakan kediaman dari mbah Marto sendiri. Hanya saja di bagian teras rumah dan ruang tamu ditata meja-meja untuk pengunjung makan. Jadi kita memang berkunjung ke rumah beliau.

Mbah Marto dan berbagai pilihan hidangan.
Mbah Marto dan berbagai pilihan hidangan.

Jangan dibayangkan dapur ini adalah dapur yang kita miliki di rumah. Tapi dapur milik mbah Marto ini masih dapur tradisional. Proses memasak makanan dilakukan dengn menggunakan tungku. Satu lagi nilai plus dari kuliner ini. Proses masak menggunakan tungku, dan menggunakan lele asap, membuat mangut ini berbeda dari mangut yang lain. Tidak hanya mangut lele, tapi mbah Marto juga menyediakan variasi makanan lain bagi pengunjung. Seperti opor telur, gudeg daun pepaya, garang asem, dan banyak lagi.

Tungku untuk memasak makanan.
Tungku untuk memasak makanan.

Menurut informasi, dahulu kala, mbah Marto tidak berjualan di rumah. Dulu beliau menjual mangut lelenya di Pasar Beringharjo. Namun seiring bertambahnya usia, maka beliau hanya berjualan di rumah. Pelanggannya bukan menghilang tapi malah semakin banyak yang mencari. Di sekitar warung mbah Marto juga dibuka beberapa warung mangut serupa. Ada yang dikelola oleh anak-anak dari mbah Marto, namun juga ada warga yang juga terinspirasi dan kemudian membuka bisnis kuliner serupa.

Seporsi mangut lele plus nasi plus minum dihargai IDR 15,000 (September 2014). Warung mangut lele ini terletak di Sewon-Bantul, tepatnya di sebelah selatan kampus ISI Yogyakarta. Untuk mencapai warung ini, dari pusat Kota Jogjakarta ambil saja arah ke selatan melalui Jl Parangtritis KM 6,5 sampai melewati kampus ISI dan bertemu dengan Kantor Pos Sewon, tepat di depan kantor pos belok ke kanan masuk ke dalam hingga bertemu dengan pertigaan pertama belok ke kanan (jalan kecil tepat di depan masjid). Ikuti jalan sekitar 300 meter dari belokan tersebut ada sebuah gang kecil masuk ke kiri (sebelum rumah pertama yang menghadap ke jalan, kiri jalan). Warung ini buka setiap hari mulai pukul 11.00 – 16.00 WIB.

Oke, selamat mblusuk ya!

 

4 COMMENTS

LEAVE A REPLY