Malam Jum’at , tanggal 13 Februari.
Saya di jogja dan jarak Gunung kelud berada ratusan kilometer dari sini, terdengar dentuman keras sekitar pukul 10 malam, suara terderngar 2 kali. Deg deg… “apakah itu kelud?” dalam hati, pasalnya beberapa jam sebelumnya saya sempat mendengarkan berita mengenai status gunung kelud sedang “awas”. dan Benar saja Gunung Kelud bereaksi, meletus, mengamuk hingga suaranya tedengar sampai ratusan kilometer. Tidak hanya suara yang menggelegar hingga Jogja, pada diniharinya Kota Jogja diguyur hujan Abu, hujan abu yang cukup deras, saya melihat keluar melalui jendela dan hanya bisa diam saja pasrah, seraya berkata dalam hati Allah sedang memperlihatkan kuasaNYA, kita manusia hanya bisa manut dan pasrah kepadaNYA.
__
Khawatir akan merapi
Malam itu terlintas dalam benak was was dengan letusan kelud akan mempengaruhi Merapi. Kekhawatiran saya bukan karna alasan, saya pernah jadi pengungsi saat merapi bergejolak, saya mengalami semua kejadian itu. Karna saking khawatir malam itu saya putuskan tidur di lantai, dengan asumsi saya akan merasakan getaran jika ada aktifitas kegempaan vulkanik, sesekali saya pantau perkembangan berita kelud melalui media televisi ataupun memantau Timeline, sambil terus berdoa agar kita selalu diberikan yang terbaik dan keselamatan. Amin…
__
Menanti Hujan Air
Setelah dihujan abu, suatu hal yang sangat dinanti adalah turunnya Hujan Air. Memang pembersihan secara alami adalah Hujan. Tapi Gusti berkehendak lain, kota ini tak lantas langsung diberi rejeki hujan. kota ini penuh debu, penuh abu, penuh dengan kotor. Sekali lagi Tuhan punya rencana dibalik itu, setelah tak kunjung hujan maka hampir semua lapisan masyarakat berbaur saling gotong royong untuk sama sama membersihkan debu/abu yang berserakan dilingkungan. Bahkan Gubernur DIY memerintahkan setiap instansi untuk sama sama membersihkan lingkungannya. Mungkin inilah recana Tuhan, Tuhan ingin melihat hambanya saling bekerja sama/bersatu tak pandang strata sosial tak pandang jabatan, saling bahu membahu untuk membersihkan kesusahan bersama. Betapa Abu bisa dijadikan pelajaran untuk umatnya yang sekarang ini cenderung tak memiliki jiwa kebersamaan dengan alam dan sekitarnya.
Dalam setiap musibah Allah punya rencana.
dadi hitam putih kabeh